Goblin Slayer Adalah

Goblin Slayer Adalah

Muzan Kibutsuji (Nurarihyon)

Dalam cerita rakyat Jepang, Nurarihyon dikenal sebagai Komandan Tertinggi Yokai. Nurarihyon adalah tetua yang sangat dihormati oleh para yokai. Dirinya memiliki banyak pengikut dan semua yokai mengikuti perintahnya.

Sama seperti Nurarihyon, Muzan Kibutsuji juga ditampilkan sebagai pemimpin dari jenisnya dalam seri Demon Slayer. Muzan dikenal sebagai Raja Iblis yang mengubah semua orang menjadi iblis. Muzan juga sangat ditakuti oleh para iblis dan semua iblis mengikuti perintahnya.

Dalam mitologi Jepang, Ashura adalah Dewa Iblis yang angkuh dan sangat menyukai peperangan. Dirinya selalu merasa lebih baik dari yang lain dan selalu menyelesaikan segalanya dengan kekerasan. Ashura digambarkan memiliki tubuh yang besar dengan 6 tangan dan 3 wajah.

Sama seperti Ashura, Susamaru juga ditampilkan memiliki enam tangan. Dirinya juga merupakan iblis yang angkuh dan selalu merasa lebih baik dari yang lainnya. Susamaru sendiri adalah salah satu antagonis utama pada Asakusa arc.

We like real shoppers, not robots!

Please press and hold the button below to verify yourself so we can keep spam bots off of Walmart.ca.

Megaco (resmi H.248) adalah sebuah implementasi dari Media Gateway Control Protocol arsitektur [1] untuk mengendalikan Media Gateways di Internet Protocol (IP) jaringan dan masyarakat beralih jaringan telepon (PSTN). Dasar umum arsitektur dan antarmuka pemrograman awalnya digambarkan dalam RFC 2805 dan saat ini definisi Megaco spesifik adalah ITU-T Rekomendasi H.248.1.

Megaco mendefinisikan protokol untuk Media Gateway Controller untuk mengontrol Media Gateways untuk mendukung aliran multimedia di jaringan komputer. Hal ini biasanya digunakan untuk menyediakan Voice over Internet Protocol (VoIP) jasa (suara dan fax) antara jaringan IP dan PSTN, atau seluruhnya dalam jaringan IP. Dalam protokol tersebut merupakan hasil kolaborasi dari kelompok kerja MEGACO Internet Engineering Task Force (IETF) dan International Telecommunication Union ITU-T Study Group 16. IETF standar aslinya diterbitkan sebagai RFC 3015, yang kemudian digantikan oleh RFC 3525.

Istilah Megaco adalah sebutan IETF. ITU kemudian mengambil alih kepemilikan protokol dan versi IETF telah direklasifikasi sebagai bersejarah. ITU telah menerbitkan tiga versi H.248.1, terbaru pada bulan September 2005. H.248 mencakup bukan hanya spesifikasi protokol dasar di H.248.1, tetapi banyak ekstensi didefinisikan di seluruh H.248 Sub-series. Pelaksanaan lain Media Gateway Control Protocol arsitektur ada dalam protokol MGCP bernama sama. Ini digunakan melalui antarmuka yang sama dan mirip dalam aplikasi dan fungsi pelayanan, bagaimanapun, adalah protokol yang berbeda dan perbedaan yang mendasarinya membuat mereka tidak cocok.

Kokushibo (Tsukuyomi)

Kokushibo adalah Iblis Peringkat Satu dalam Dua Belas Kizuki. Sebelumnya, Kokushibo adalah pemburu iblis bernama Michikatsu Tsugikuni yang merupakan saudara kembar dari Yoriichi. Seperti yang sudah penulis sebutkan, Kokushibo diadaptasi dari Tsukuyomi.

Tsukuyomi adalah Dewa Bulan yang merupakan saudara sekaligus suami dari Amaterasu. Diceritakan bahwa adanya siang dan malam adalah karena Tsukuyomi membunuh Dewi Makanan, Ukemochi. Setelah mendengar hal tersebut, Amaterasu sangat marah kepada suaminya dan enggan menemuinya. Tsukuyomi sangat malu kepada Amaterasu sehingga dirinya selalu bersembunyi pada siang hari.

Terinspirasi dari Tsukuyomi, Kokushibo adalah pengguna Pernapasan Bulan. Kokushibo dan Tsukuyomi juga memiliki kepribadian yang sangat mirip. Keduanya sangat taat pada prinsipnya dan mereka lebih memilih untuk membunuh orang lain daripada melanggar prinsipnya.

Baca Juga: 5 Hashira Terkuat dalam Seri Demon Slayer, Ada Jagoanmu?

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Yoriichi Tsugikuni (Amaterasu)

Jika kamu adalah penggemar anime, kamu pastinya sudah tidak asing lagi dengan nama Amaterasu. Nama ini muncul dalam banyak anime, mulai dari Naruto hingga Fire Force. Nah, dalam Demon Slayer, sosok Amaterasu digambarkan oleh karakter Yoriichi Tsugikuni.

Dalam agama Shinto, Amaterasu adalah Dewi Matahari yang menikah dengan Tsukuyomi. Dirinya juga merupakan anak dari Izanagi dan Izanami sekaligus salah satu dari Tiga Anak Berharga bersama Tsukuyomi dan Susanoo.

Sosok Amaterasu direpresentasikan oleh Yoriichi yang merupakan pencipta teknik Pernapasan Matahari. Selain itu, Yoriichi juga memiliki saudara kembar bernama Michikatsu Tsugikuni yang terinspirasi dari Tsukuyomi. Hal ini membuat Yoriichi dan Amaterasu semakin terikat satu sama lain.

[14/11] Sebuah rangkaian kereta uap bertemakan animasi Jepang atau anime Demon Slayer telah beroperasi sejak Minggu (8/11) lalu di Kyushu, Jepang.

Dilansir dari Japan Times, rangkaian kereta uap yang dioperasikan Kyushu Railway Company (JR Kyushu) ini beroperasi dari Stasiun Kumamoto di Prefektur Kumamoto hingga Stasiun Hakata di Prefektur Fukuoka. Rangkaian kereta uap ini dihias sedemikian rupa dengan suasana 100 tahun lalu, latar waktu cerita animasi ini berlangsung.

Rangkaian kereta uap ini memanfaatkan rangkaian SL Hitoyoshi yang telah tidak beroperasi dari Juli karena hujan deras. Lokomotif penariknya, yaitu JGR Class 8620 nomor 58654 ini dihiasi dengan karakter “Mugen” (ÁÑ°Èôê) di plat nomornya.¬†Merchandise¬†dari animasi ini dijual di atas kereta, dengan barang kenang-kenangan diberikan bagi penumpang yang berpakaian ala era Taisho (1912-1926).

Sekitar 700 orang menghampiri Stasiun Kumamoto pada hari pertama berdinasnya kereta uap ini. Rangkaian kereta uap ini akan beroperasi secara lima kali pada hari libur dan akhir pekan hingga tanggal 23 November mendatang. Untuk tiketnya sendiri seluruhnya telah habis terjual. (RED/IHF)

Sebagai anime historis, Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba mengambil latar di Jepang pada periode Taisho. Latar anime ini sangat khas dengan Jepang pada era tersebut. Tak hanya latarnya saja, beberapa karakter dalam seri ini juga diadaptasi dari mitologi Jepang.

Mulai dari karakter yang diadaptasi dari Amaterasu hingga karakter yang diadaptasi dari Akaname, berikut ini adalah lima karakter Demon Slayer dari mitologi Jepang. Simak ulasan berikut.

Iblis Lidah (Akaname)

Terakhir, ada Iblis Lidah yang diadaptasi dari Akaname. Dalam mitologi Jepang, Akaname adalah yokai yang memiliki lidah yang sangat panjang. Akaname biasanya ada di rumah yang sangat kotor dan biasanya menghuni kamar mandi.

Sementara itu, Iblis Lidah adalah salah satu iblis yang tinggal di rumah Tsuzumi. Hal yang paling menyamakan Iblis Lidah dengan Akaname adalah karena keduanya memiliki lidah yang panjang dan berjalan dengan kedua tangan dan kakinya.

Bagaimanapun, anime sudah sangat melekat dengan budaya Jepang. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak kisah atau karakter anime yang diadaptasi dari mitologi Jepang. Jadi, bagaimana pendapatmu tentang kelima karakter di atas?

Baca Juga: Demon Slayer: 5 Fakta Menarik tentang Pernapasan Matahari

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Nationalgeographic.co.id—“Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba”, serial manga Kekaisaran Jepang yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2016, dengan cepat menjadi salah satu waralaba media yang paling sukses hingga saat ini.

Serial ini mengisahkan tentang remaja Tanjiro Kamado, yang menjadi pembasmi iblis setelah keluarganya dibantai dan adik perempuannya, Nezuko, berubah menjadi iblis.

Sepanjang rangkaian, Tanjiro dan teman-temannya bertemu dengan berbagai macam monster. Banyak di antaranya yang menyerupai iblis, atau oni, dari cerita rakyat Jepang.

Salah satu tokoh penting dalam serial tersebut adalah adalah tokoh antagonis Muzan Kibutsuji. Raja iblis yang penuh teka-teki ini dikenal karena kekejamannya, kecerdikannya, dan kekuatannya yang luar biasa.

Dia memiliki kekuatan yang luar biasa dan merupakan ancaman besar bagi para utama utama dalam upaya mereka untuk membasmi kejahatan.

Meduzanol/GoodfFon Karakter Muzan Kibutsuji dalam serial Demon Slayer.

Karakter Muzan Kibutsuji dalam serial Demon Slayer.

Menurut Anne Taylor, dilansir dari laman National Geographic, kemampuan dapat berubah bentuk Muzan Kibutsuji dan kekuatannya yang lain identik dengan Nurarihyon, yokai legendaris di Kekaisaran Jepang.

"[Yokai] umumnya menempati zona spiritual di suatu tempat di antara kami (dewa-dewa Shinto atau roh) dan oni," kata John Pavel Kehlen, profesor sastra Asia di Universitas Soka Amerika.

Mereka tidak berada di surga atau di neraka, Kehlen melanjutkan, “tetapi hidup di dunia manusia karena mereka memiliki keterikatan yang masih ada, entah itu kemarahan, obsesi romantis, nafsu, atau keinginan untuk membodohi orang."

Meskipun asalnya tak jelas, Nurarihyon telah memikat banyak orang dan mengilhami berbagai karya dalam budaya populer.

Sejak munculnya dalam cerita-cerita tradisional Jepang hingga adaptasinya dalam berbagai karya modern—seperti "GeGeGe no Kitarō", "Nura: Rise of the Yokai Clan", "Hozuki's Coolheadedness", dan novel grafis seperti "Nurarihyon no Mago" dan "The Haunted Bookstore:Gateway to a Parallel Universe."—peran Nurarihyon telah menjadi simbol dari dunia yokai dan memperkaya warisan budaya Jepang.

Keberadaannya juga sering digunakan sebagai elemen plot yang penting dalam berbagai cerita yang syarat akan keajaiban dan kegelapan.

Asal-usul yang tidak jelas

Via National Geographic Sering digambarkan sebagai yokai (makhluk gaib) tua dengan kepala berbentuk labu dan mengenakan jubah kesa tradisional, Nurarihyon telah menjadi inspirasi bagi cerita-cerita modern sejak abad ke-18.

Via National Geographic

Sering digambarkan sebagai yokai (makhluk gaib) tua dengan kepala berbentuk labu dan mengenakan jubah kesa tradisional, Nurarihyon telah menjadi inspirasi bagi cerita-cerita modern sejak abad ke-18.

Gambar Nurarihyon, yang biasanya digambarkan sebagai sosok tua dengan kepala bulat yang menonjol, pertama kali muncul pada zaman Edo di Jepang.

Sosoknya dapat dijumpai dalam karya Sawaki Sushi, Hyakkai Zukan, dan Gazu Hyakki Yagyo (Parade Malam Bergambar Seratus Iblis) oleh Toriyama Sekien.

Menurut Michael Dylan Foster, seorang profesor bahasa dan budaya Asia Timur di University of California, Davis, dan penulis “The Book of Yokai: Mysterious Creatures of Japanese Folklore”, Nurarihyon biasanya digambarkan dalam cerita rakyat sebagai yokai jinak yang menyelinap masuk ke dalam rumah-rumah untuk menikmati teh atau kesenangan lain saat penghuninya pergi.

Namun seiring berjalannya waktu, ia mengembangkan reputasi sebagai makhluk yang licik dan berbahaya. Dengan kemampuan dapat mengubah bentuk, ia tak hanya memanfaatkannya untuk mengakali manusia, namun juga yokai lainya.

Zack Davisson, seorang penulis dan ahli cerita rakyat Jepang, mengatakan bahwa pergeseran kepribadian yokai bisa jadi berasal dari kisah Koshoku Haidokusen tentang seorang pria beristri yang jatuh cinta pada seorang pelacur.

Dalam cerita tersebut, Nurarihyon diperkenalkan sebagai "makhluk tak berwajah seperti ikan lele yang merupakan roh penipu."

Narasi ini memicu teori yang mengusulkan korelasi dengan makhluk laut berbentuk bola yang legendaris di Laut Pedalaman Seto di Prefektur Okayama. Makhluk ini biasa disebut umi bozu.

Dengan ukuranya sebesar kepala manusia, Umi bozu, sering mengelabui dan mengusik para nelayan. Biasanya ia akan menghilang secara misterius dan kemudian muncul kembali hanya untuk mengganggu para nelayan. Wujudnya yang aneh, tentu akan membuat merinding siapapun yang melihatnya.

Davisson menambahkan bahwa penggambaran Mizuki Shigeru tentang Nurarihyon dalam anime GeGeGe no Kitarō memainkan peran penting dalam menciptakan yokai yang kita lihat dalam budaya pop modern.

Dalam acara tersebut, Nurarihyon adalah komandan tertinggi dari semua makhluk gaib dan pemimpin parade malam yokai.

Menurut Foster, penulis cerita rakyat Fujisawa Morihiko melabeli gambar Nurarihyon dalam bukunya dengan judul "yokai no oyadama", yang dapat diterjemahkan sebagai "pemimpin yokai", "bos yokai", atau "kepala yokai".

Foster mengatakan bahwa cara Nurarihyon tetap relevan di zaman modern ini mungkin disebabkan oleh sifat unik yokai.

"Mungkin ketidakpastian cerita rakyat dari Nurarihyon–fakta bahwa dia adalah sosok yang tampak menarik tetapi tidak memiliki karakteristik yang jelas–yang memungkinkannya menjadi semacam tokoh yang dapat berubah-ubah yang dapat dikembangkan dengan berbagai cara dalam materi budaya populer," katanya.

Antara Gajah, Hutan, dan Kehidupan yang Perlu Diselamatkan